Wednesday, January 5, 2011

Your Messages and Gulps of Water




Riuh pagi membangunkan Aruna dari lelap. Dua hari ini ia lebih banyak tersenyum, berfikir dan diam. Enggan ia beranjak, kembali berfikir. Sebuah nama datang begitu saja dari masa lalu, masa kecil, masa kanak-kanak. Senyum itu kembali nampak di sudut bibir Aruna.

Dulu mereka tak pernah bertegur sapa, meski tahu dengan jelas satu sama lain. Ketika itu, Aruna tiada mengenal cinta, hanya tahu ia tertarik, tertarik karena anak laki-laki itu terkenal pandai, itu saja. Aruna ingat seorang temannya berkelakar.

"Aruna, dia naksir sama kamu loh,"

dan Aruna lebih memilih berpura-pura tak perduli dan memperhatikannya dari jauh, dengan diam-diam, itu saja, sudah cukup. Gadis itu tertawa, bertapa ia merindukan dirinya menjadi polos tanpa cela. Nama itu, ya nama itu, sejak dua hari yang lalu meramaikan otaknya, bahkan terkadang cukup menghanyutkan, jiwanyapun memaksa untuk ikut terhanyut, hanyut dalam badai perenungan, ia tidak sama sekali berkeberatan.

Nama itu ia temukan di Face Book, beberapa kali Aruna membaca status dan notenya yang begitu lugas. Nama yang sama dengan sosok yang berbeda, kini ia telah begitu mendewasa.

Masih dengan kantuk, aruna membuka account FB-nya. Sebuah note muncul di wall Aruna. Nama itu, ya, nama itu kembali muncul. Aruna membaca dengan teliti dan seksama. Otaknya bergoyang ria, dan mulai bertanya. Ia menekan tuts Hand Phone dan mentransfer beberapa pertanyaan yang ramai berteriak ingin bebas. Aruna kembali memejamkan mata. Riuh pagi mereda, nyaman melanda. Ia mengulang lelap.

Alarm menjadi riuh kedua, Aruna kembali terjaga. Masih terlalu pagi untuk berkarya. Teringat akan sebuah note, ia menyapa ingatan apakah itu mimpi atau kenyataan. Kembali ia buka account FB, dan… notenya hilang entah kemana. Ia menyeret kembali alam sadarnya. Kini ia tak ragu lagi, note itu bukan sekedar mimpi.

....dan terakhir Aruna menyadari jarinya telah mengetik beberapa kalimat, kemudian meng-klick "send".



Aruna Sarisha 
January 2 at 02:20am

Ada beberapa pertanyaan sehubungan dengan note yang njenengan tag, tapi entah kenapa notenya tiba2 hilang.hehe
Maturnuwun anyway.

Sent via Facebook Mobile


T
January 2 at 12:45pm Report
Mau tanya apa mba'......?maaf tadi barusan saya edit ada sedikit kesalahan,,,,,,please if you want to ask !!!!


Aruna Sarisha 
January 2 at 2:28pm
Ohh... no prob! ^o^
Well, yang ada di benak saya jadi: apakah setiap manusia berhak atas hidayah ketika semuanya sudah Allah tetapkan sejak zaman azali? Kita tidak bisa memilih siapa ayah dan ibu kita dan siapa yang berpengaruh di sekeliling kita kan? Tapi disisi lain saya percaya bahwa iman tidak diturunkan sebagaimana dosa tidak diwariskan.
Lalu bagaimana dengan sikap kita seharusnya sebagai manusia yang merasa belum mendapatkan hidayah secara sempurna dan bagaimana menghadapi orang-orang di sekeliling kita yang belum tersentuh oleh hidayah atau masih jauh dari tuntunan Allah ketika hidayah itu hanya datang dari Allah dan sudah ditentukan jauuuh sebelum kita menghuni dunia?
Maaf, jadi panjang lebar kaya' jalan tol 4 marka. Jujur,input masih minim makanya mau terus belajar.

T
January 3 at 9:13am Report
Wallohu A'lam,memang kita tidak bisa memilih siapa ibu dan ayah kita dan siapa yang berpengaruh di sekeliling kita, karena itu sudah taqdir.Akan tetapi kita setiap manusia yang terlahir diberikan fitroh dan kecondongan terhadap kebenaran,sehingga kita dituntut untuk mengikuti dan mengambil kebenaran itu,ALLOH Subhanahu wa Ta'ala berfirman :{إن الله لا يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسهم }:"Sesungguhnya ALLOH tidak akan mengubah kondisi suatu kaum sampai mereka mengubah kondisi mereka sendiri."
Mungkin kita jg pernah dengar kisah tentang Nabi Ibrohim yg terlahir di lingkungan kufur tapi beliau berusaha untuk mencari kebenaran,beliau mencari ROBBnya,lihat kisahnya di Al Quran (6:74-81).Dan juga kisah 'Asiyah istrinya fir'aun,kisahnya Salman Al Farisi yg mengembara mencari Rosululloh.
Dan tidak menutup kemungkinan orang yg hidup di lingkungan yang baik dia terhalangi dari petunjuk misalnya kisah anaknya Nabi Nuh,istrinya Nabi Nuh dan istrinya Nabi Luth.Mereka terhalangi dari petunjuk dalam keadaan disisi mereka ada seorang Nabi.
Oleh karena itu sikap kita sebagai seorang muslim hendaknya terus berusaha mencari kebenaran dengan meminta pertolongan kepada ALLOH,bahkan di setiap sholatpun ALLOH perintahkan untuk memanjatkannya didalam surat Al Fatihah yang kita baca minimalnya 17 kali.Semoga dengan keikhlasan kita mencari petunjuk dan kebenaran, ALLOH berikan petunjuk kepada kita.Tentunya dengan usaha dan perjuangan yaitu dengan mengetahui kebenaran dan mengamalkannya.
ALLOH berfirman yang artinya ;"Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami maka sungguh kami akan berikan petunjuk ke jalan Kami dan Sungguh ALLOH bersama orang-orang yang berbuat ihsan."(QS.Al 'Ankabut;69)
Aruna Sarisha 
January 3 at 11:01am
Uhum... Thanks ya mas.

T
January 3 at 1:37pm Report
Kayaknya ada yang kurang dech, berkaitan dengan pertanyaan mba' "bagaimana menghadapi orang-orang di sekeliling kita yang blm tersentuh oleh hidayah?"
Wallohu A'lam; memang sedikit sekali orang-orang yang mau menerima kebenaran dan mau melaksanakannya, dan lebih sedikit lagi orang-orang yg istiqomah diatas kebenaran tersebut.Oleh karena itu jangan sampai kita mengikuti hawa nafsu n langkah-langkah syaithon.
ALLOh Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
ولا تطع أكثر من في الأرض يضلونك عن سبيل الله
"janganlah kamu mengikuti kebanyakan orang diatas bumi karena mereka akan menyesatkanmu."
Sehingga terkadang orang malu atau minder atau takut untuk melakukan kebenaran,karena kebenaran itu sudah asing di lingkungan kita.
Sungguh benar apa yang dikabarkan oleh Rosululloh yg artinya :"Islam itu akan datang dalam keadaan asing dan akan hilang dalam keadaan asing pula."
Dan beliau jg pernah menyatakan yag artinya :"Orang yg berada diatas kebenaran seperti orang yang memegang bara api."
yach seorang akan merasakannya jika dia diatas kebenaran,karena sudah asing di lingkungannya.
Tapi jangan khahawatir ALLOH tidak akan menelantarkan hamba-hambaNya yg berada diatas kebenaran yg berada diatas JalanNya,walaupun engkau sendirian.
Memang hati manusia selalu berbolak-balik,ALLOH membolak-balikkan hati manusia sekehendakNya.
Rosulullah ngendiko ingkang artinipun:"hati-hati anak adam berada diantara dua jemari dari jemari-jemarinya ALLOH,ALLOH membolak-balikan sekehendakNya."kemudian beliau mengajarkan doa :
يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
"Ya ALLOH Dzat yg membolak-balikkan hati kokohkanlah hatiku diatas JalanMu."
Ee......hh maaf ea.....kok malah jadi panjang lebar kaya' Tol 4 marka bahkan lebih,kalau di saudi katanya sampai 8 marka,he...he...he....


Aruna Sarisha 
January 3 at 3:23pm
Iya emang panjang banget terutama kalau via HP. Wikiki...
Ngomongin membolak-balikan hati,apakah naik turunnya iman jg ada pengaruh darinya?
Wah,lom pernah cek ke Saudi ni. Sbk apa skr mas? Arabic teacher? Hehe...Dulu SMA and kuliah dimana sih?


Sent via Facebook Mobile


T
January 3 at 10:57pm
Wallohu a'lam,Iya ada.Tapi itupun juga akibat dari ikhtiyar atau perbuatan seseorang itu sendiri.ALLOH Subhanahu wa Ta'ala memberikan pilihan kepada kita antara yg baik dan yg jelek,tinggal dia memilih jalan yg baik atau yg jelek.Sehingga kita harus menyingkirkan benih-benih kejelekan atau penyelewengan yg ada di hati kita.Karena ALLLOH berfirman yg artinya:"Maka ketika mereka berpaling maka ALLOH akan palingkan hati-hati mereka,"(QS As-Shof 61:5)
Ini lagi di Jakarta ngurus ngurus berangkat ke Saudi dapat panggilan kerja sambil ngajar di sana.Doakan ya Mba' semoga lancar.
Sedikit faidah,Rosulloh bersabda yg artinya:"Barang siapa yg mendoakan saudaranya dalam keadaan saudaranya tidak mengetahuinya maka malaikat akan mendokan kepadanya dan kamu juga seperti itu."Subhanalloh bayangkan akan didoakan oleh malaikat makhluk yg mulia di sisi ALLOH yg tidak pernah bermaksiat kepada ALLOH sedikitpun,kalau kita berdoa sendiri saja belum tentu diterima karena banyaknya dosa yg ada pada kita.
Sebetulnya aku nggak ingin ikutan akun facebook seperti ini,kalau menurut mba' gimana?Wallohu a'lam soalnya takut menyibukkan dan juga takut fitnah,mohon sarannya mba'??JAZAKALLOHUKHOIRON."Semoga ALLOH membalasmu dengan kebaikan."


Aruna Sarisha 
January 4 at 6:08am
Wow, wonderful! Pak guru. Semoga diberi kelancaran.
Sebenarnya saya merasa kurang berkapasitas secara ilmu agama saya jauh dibanding panjenengan.
Tapi kalau boleh kasih pandangan:
In my humble opinion, facebook itu kan cuma sarana, depends on how you use it. Mau diambil dari sisi manfaat atau kerugian daripadanya. U're what you say, sarana disini lebih kepada perkataan dalam wujud tulisan. Kalo saya lihat mas bisa berdakwah, jaringannya akan sangat luas dan itu menyentuh orang2 yang kita kenal dan dekat dengan kita. Wallahu a'lam.
Dalam berdakwah, menurut saya juga harus berhati-hati, karena tidak semua orang suka dan merasa nyaman, kadang ada yang merasa digurui, jadi harus pandai2 mengatur porsi.
Masalah efek samping, monggo dikontrol sendiri. Ada manajemen waktu dan saya pikir setiap orang punya nurani yang bisa mengontrol. Seperti hadist yang pernah saya dengar yang intinya tinggalkanlah apa yang meragu-ragukanmu dan peganglah apa yang tidak meragu-ragukan (saya yakin njenengan lebih paham, hehehe).
Hmmm...iya, masalah fitnah. Saya juga sudah beberapa kali merasa tidak nyaman, karena saya berteman dengan banyak orang. Komen-komen dari teman-teman terkadang ada yang saya rasa cukup melecehkan dan membuat saya tidak nyaman. Tapi balik lagi, saya yang musti introspeksi. Mungkin juga itu pengaruh dari perkataan saya dan toh saya bisa mengontrol: misal menghapus comment, post di wall atau bahkan me-remove mereka yang memang keterlaluan. 
Sekali lagi, saya merasa kurang berkapasitas, silahkan bertanya pada yang lebih tau. Serahkan pada ahlinya gitu... hehehe...


T
January 4 at 6:37am Report
Hmmm...terima kasih sarannya,minta maaf kalau selama ini ada perkataan yang menyinggung perasaan. Setelah saya pertimbangkan saya memutuskan untuk tidak lagi menggunakan account FB. JAZAKALLOHU KHOIRON wa BAAROKALLOHU FIIKUM. 
 ‎          (QS. 1:6) اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ
{Our Sustainer Lord Ar'Reh'maan! You guide us upon the Path that keeps heading safely and straight to the destination of peace and tranquility; "Show us the straight way,"}


Pagi itu, di depan layar laptop, Aruna tersenyum simpul, tangan kanannya menggenggam gelas berisikan air bening tanpa rupa, kemudian meneguknya tanpa sisa. Your messages and gulps of water, what a perfect match!


4 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. disaat setiap manusia berhak menentukan jalan akan dilalui dan kecepatan langkah untuk menempuh perjalanan, Tuhan tak akan pernah lelah menyediakan pengingat agar manusia senantiasa berkaca dan berubah ke arah yang lebih baik...
    pertanyaannya adalah : cukup rendah hatikah kita untuk menerima pengingat-Nya dengan cara-Nya?

    *sore2 kesambet

    ReplyDelete
  3. Mungkin aku hanyalah menghayati kehidupan orang lain. Yang kutahu, aku tidak dapat memilih selain pilihan Tuhan.

    Hingga aku meminta: Tunjukilah kami jalan yang lurus..

    (& Keimanan adalah sangat dekat dengan yang kita sebut Kepastian.)

    ..jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat..

    (agar aku tahu pasti jalan mana yang aku minta.)

    *thanks atas pencerahannya..

    ReplyDelete