Saturday, March 30, 2013

Dari Mata Turun ke Bibir


Di hadapan layar, jemariku  beku.

“Cerita tentang kita, sayangku.”

Hanya kata-kata itu yang terngiang,menggema di kepala. Aku melihat potongan-potongan film berkelebat, membentuk puzzle yang semakin lama semakin lengkap. Aku ingat semuanya, bahkan jumlah tetesan keringatmu saat kita berkencan kala panas menyengat. Hanya saja, aku tak bisa menuliskannya untukmu. Aku banyak menulis kisah. Entah. Kisah kita, aku tak sanggup.

Kembali kutatap layar, jemariku beku.

“Sudah kau tuliskan, sayang?”

“Sudah kutulis habis. Bacalah.”

“Mana? Layarmu kosong.”

Aku terdiam. Menatapmu. Penuh.

“Sudah kutulis habis. Percayalah.”

Kamu terdiam. Keningmu berkerut. 

Aku tersenyum. Menatapmu. Penuh.

“Baca wajahku dengan seksama. Setiap liku kisah kita tertulis pada lipatan kening dan mata. Sedangkan bibir, menulis apa yang kurasa. Tanpa tersisa.”

Kamu tersenyum. Mengecupku. Dari mata turun ke bibir.

4 comments:

  1. Dev aku sadur tulisanmu ini, untuk isi blogku.
    regards
    Farid, MM

    ReplyDelete
  2. Ini singkat.. tapi lumayan mbekas. Suka!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thanks for dropping by. Aku cukup mencandu tulisanmu. :)

      Delete