Di hadapan layar, jemariku beku.
“Cerita tentang kita, sayangku.”
Hanya kata-kata itu yang terngiang,menggema di kepala.
Aku melihat potongan-potongan film berkelebat, membentuk puzzle yang semakin
lama semakin lengkap. Aku ingat semuanya, bahkan jumlah tetesan keringatmu saat
kita berkencan kala panas menyengat. Hanya saja, aku tak bisa menuliskannya
untukmu. Aku banyak menulis kisah. Entah. Kisah kita, aku tak sanggup.
Kembali kutatap layar, jemariku beku.
“Sudah kau tuliskan, sayang?”
“Sudah kutulis habis. Bacalah.”
“Mana? Layarmu kosong.”
Aku terdiam. Menatapmu. Penuh.
“Sudah kutulis habis. Percayalah.”
Kamu terdiam. Keningmu berkerut.
Aku
tersenyum. Menatapmu. Penuh.
“Baca wajahku dengan seksama. Setiap liku kisah kita
tertulis pada lipatan kening dan mata. Sedangkan bibir, menulis apa yang kurasa. Tanpa tersisa.”
Kamu tersenyum. Mengecupku. Dari mata
turun ke bibir.
Dev aku sadur tulisanmu ini, untuk isi blogku.
ReplyDeleteregards
Farid, MM
Please do M :)
ReplyDeleteIni singkat.. tapi lumayan mbekas. Suka!
ReplyDeleteThanks for dropping by. Aku cukup mencandu tulisanmu. :)
Delete