Sesekali ingin kupetik purnama
Kusematkan pelan-pelan di dada
Kemudian kian berdegup
Kupeluk erat sebelum mata hati meredup
Friday, September 20, 2013
Wednesday, September 18, 2013
Sisa Mimpi Semalam
Kerlip lampu membentuk bibir tawamu
Hanya itu yang tersisa
Bersama aromamu
Sisa mimpi semalam
Tawamu seringkali menemani
Dalam diamku, kerut keningku
Dalam pelukan malamku
Aku terlanjur membunuhmu
Menancapkan belati ke ulu hati
Aku terlanjur tertawa riang saat kau menghilang
Kini, nanti, tawamu terus menghampiri
Melilit nurani, sesaat pergi kemudian datang lagi
Setiap pagi, bersama secangkir kopi
Menghirup aromamu
Sisa mimpi semalam
Hanya itu yang tersisa
Bersama aromamu
Sisa mimpi semalam
Tawamu seringkali menemani
Dalam diamku, kerut keningku
Dalam pelukan malamku
Aku terlanjur membunuhmu
Menancapkan belati ke ulu hati
Aku terlanjur tertawa riang saat kau menghilang
Kini, nanti, tawamu terus menghampiri
Melilit nurani, sesaat pergi kemudian datang lagi
Setiap pagi, bersama secangkir kopi
Menghirup aromamu
Sisa mimpi semalam
Subscribe to:
Posts (Atom)